Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim.

Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim. - Selamat datang di situs media global terbaru Xivanki, Pada halaman ini kami menyajikan informasi tentang Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim. !! Semoga tulisan dengan kategori seputar islam !! ini bermanfaat bagi anda. Silahkan sebarluaskan postingan Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim. ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut dimudahkan Allah bagi anda, Lebih jelas infonya lansung dibawah -->


Fauzilblog001.blogspot.com, Ketika Nabi Ibrahim As, yang telah hijrah meninggalkan Mesir bersama dengan istri nya Sarah dan Hajar, tiba nya ke tempat tujuan di Palestin. Ia juga telah membawa semua binatang ternak dan harta miliknya yang telah di kumpulkan dari hasil usahanya ketika di Mesir.

pertama kali orang yang menggunakan setagi atau setagen adalah, Hajar ibu Nabi Ismail, hal ini di lakukan dengan tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah istri tua nya Nabi Ibrahim As. Yang belum juga hamil selama menjadi istri nabi Ibrahim. Akan tetapi biar bagaimanapun juga akhirnya ter bongkar juga rahasia siti Hajar yang di sembunyikan itu dengan kelahirnya Nabi Ismail As. Siti Sarah pun merasa dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang telah di berikan kepada Nabi Ibrahim A,s. Dan mulai itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim A,s. lebih banyak mendekati Siti Hajar karena Nabi Ibrahim merasa sangat gembira atas puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal itu lah yang menimbulkan  keretakan di dalam rumah tangga Nabi Ibrahim A,s. Siti Sarah pun merasa benci ketika melihat Siti Hajar, dan meminta Nabi Ibrahim A,s. Agar menempatkan siti Hajar di lain tempat, agar siti sarah tidak sakit hati lagi.

Sedangkan hikmah yang belum diketahui atau di sadari oleh Nabi Ibrahim, Allah S.W.T. Memberikan wahyu kepada Nabi Ibrahim A.s, agar permintaan Siti Sarah isterinya kabulkan dan dijauhkanlah Ismail bersama ibunya siti Hajar, lalu Siti Sarah pergi ke suatu tempat di mana Ismail bersama ibunya Siti Hajar akan di tempatkan, dan kepada siapa akan di tinggalkan.

Dengan tawakkal kepada Allah S.w.t, maka berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah dan membawa Siti Hajar dan Ismail yang dibonceng di atas unta nya tanpa ada tujuan tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah S.w.t lah yang akan memberikan arah kepada unta yang di tunggangi. Maka berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah S.W.T, yang berada di atas punggungnya untuk keluar kota dan masuk ke padang pasir di mana terik matahari dengan panasnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghembur-hamburkan pasir.

Setelah lama berada dalam perjalanan jauh  akhirnya tibalah Nabi Ibrahim A.S, bersama Ismail dan Siti Hajar di Makkah, dimana Ka'abah didirikan dan menjadi kiblat orang islam di seluruh dunia. di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, dan ketika itu berhentilah unta Nabi Ibrahim A.S, di situlah Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar bersama dengan puteranya nabi Ismail yang hanya dibekali dengan serantang makanan dan minuman, sedangkan keadaan di sekitarnya tidak ada tumbuh-tumbuhan, tiada air, yang terlihat hanyalah batu dan hamparan pasir kering.
Ketika itu Siti Hajar sangat bersedih ketika akan di tinggalkan oleh Nabi Ibrahim A.s, di tempat yang sunyi sepi hanya batuan gunung dan hamparan pasir yang terlihat. Ia menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim A.S dan memohon belas kasihnya, agar jangan ia tinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tak ada seorang manusia, tak ada seekor binatang, tak ada pohon dan tidak ada pula nampak air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim A.S, mendengar keluhan Siti Hajar merasa tidak tega ingin meninggalkan nya seorang diri di tempat itu bersama puteranya Nabi Ismail yang sangat disayangi, namun ia sadar bahwa apa yang telah dilakukan nya itu adalah ke inginan Allah s.w.t. yang tentu memiliki hikmah tersendiri baginya dan ia sadar bahawa Allah SWT, akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan.

Nabi Ibrahim pun berkata kepada Siti Hajar:
"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."

Mendengar kata-kata dari Nabi Ibrahim A.S tersebut segeralah Siti Hajar melepaskan genggamannya pada baju Nabi Ibrahim A.S, kemudian nabi Ibrahim A.S menunggangi untanya untuk kembali ke Palestin, Siti Hajar pun menangis ber cucuran air mata yang membasahi tubuh Ismail yang sedang menetek.

Nabi Ibrahim A.S pun tidak sanggup lagi menahan air matanya ketika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju ke Palestin, Di situ Isterinya Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menunggu. selama dalam perjalanan pulang tak henti-hentinya Nabi Ibrahim A.S memohon kepada Allah SWT, agar di berikan rahmat, barakah serta kurnia dan rezeki untuk putera dan ibunya yang telah ditinggalkan nya di tempat terasing itu.

Nabi Ibrahim  dengan doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."

Setelah Nabi Ibrahim A.S, meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail maka tinggallah Hajar dan puteranya itu di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah di tentukan oleh Allah s.w.t atas dirinya, dengan kesabaran dan keyakinan atas perlindungan-Allah s.w.t.

Bekal makanan dan minuman yang dibawa ketika itu pada akhirnya habis setelah dimakan selama beberapa hari. Maka mulailah terasa beratnya beban hidup yang di rasakan oleh siti Hajar.di samping itu Ia masih harus menyusui anaknya, namun air susunya semakin lama makin mengering semua itu di sebabkan karena kekurangan makan. Nabi Ismail yang mulai kekurangan air susu dari tetek ibunya Ismail pun mulai menjadi cengeng dan tidak henti-hentinya menangis. Siti Hajar pun menjadi panik, bingung dan kawatir mendengar tangisan Ismail yang sangat membuat hatinya sedih. Siti Hajar pun menoleh ke kanan dan ke kiri dan lari-lari ke sana ke sini untuk mencari makanan atau minuman yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya Ismail, namun semua yang di lakukan nya seperti sia-sia. Ia pergi berlari-lari menuju bukit Shafa berharap akan mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya akan tetapi hanya batu dan pasir yang dikatakan disitu, lalu kemudian Ia lari lagi dari bukit Shafa ke Marwah dan ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia menuju ke tempat itu namun ternyata yang disangkanya air adalha bayangan belaka. Lalu kembalilah ke bukit Shafa karena seperti mendengar ada suara yang memanggilnya akan tetapi dugaannya pun salah dan tidak terdapat apa apa di sana. Siti Hajar mundar-mundir sampai tujuh kali antara bukit Shafa ke bukit Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa lelah dan hampir putus asa.

Diriwayatkan Selama siti Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah SWT dan pertolongan-Nya maka datanglah kepadanya malaikat Jibril.

Jibril bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?".

Jawab siti Hajar:" Aku adalah hamba sahaya Ibrahim".

Tanya Jibril:." Kepada siapa engkau di titipkan di sini?".

Jawab Siti Hajar:" Hanya kepad Allah".

Dan berkatalah Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan mu kepercayaan ayah dari puteramu kepada-Nya."

Lalu Siti Hajar di ajak pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah SWT. Itulah dia mata air Zamzam yang sampai kini dianggap keramat oleh para  jamaah haji, banyak jamaah haji berdesakan sekelilingnya hanya untuk mendapatkan seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang " Injakan kaki dari Jibril ".


Siti Hajar pun bergembira karena telah melihat air yang mancur itu. Segeralah ia membasahi bibir Ismail anaknya dengan air keramat itu dan terlihat segar wajah puteranya, demikian pula wajah Siti Hajar yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari Allah SWT, yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya setelah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam.

Munculnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi sekitar itu menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengerti dari pengalaman bahwa di mana ada terlihat burung di udara, sudah pasti dibawanya terdapat air, maka datanglah beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori yang di percayainya. Kemudian Para pemeriksa itu pergi menuju daerah di mana Siti Hajar dan Ismail berada, kemudian mereka kembali dengan membawa kabar gembira kepada kawan-kawannya tentang keberadaan mata air Zamzam dan keadaan Siti Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam itu, dimana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Siti Hajar karena adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi teman yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan.
Siti Hajar pun bersyukur kepada Allah SWT yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Nabi Ibrahim A.s.

Hehe... Capek sekali kawan, sampai situ saja ya kisahnya, dengan kisah ini saya berfikiran bahwa rezeki dari Allah itu Allah yang menentukan, seperti yang saya kutip dari cerita di atas, air yang di cari dari bukit sofa ke marwah kemudian dari bukit marwah ke bukit sofa namun apa hasilnya? Air yang di cari muncul di bawah kaki Ismail yang menurut kisah di atas di injaklah tanah di situ oleh malaikat jibril dan muncullah sumber air.

Rezeki untuk kita pun begitu, meskipun kita mencari kesana kemari jika rezekimu telah di tetapkan oleh Allah di tempat tertentu maka di situlah kamu akan mendapatkan nya. Terimakasih kawan atas kunjungan nya di fauzilblog001.blogspot.com, semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran hidup bagi kita.


Demikian info Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim., Semoga dengan adanya postingan ini, Anda sudah benar benar menemukan informasi yang memang sedang anda butuhkan saat ini. Bagikan informasi Kisah Nabi Ismail A.S, Dan Ibunya Siti Hajar Ketika Di Tinggalkan Nabi Ibrahim. ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Previous Post Next Post