Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya

Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya - Selamat datang di situs media global terbaru Xivanki, Pada halaman ini kami menyajikan informasi tentang Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya !! Semoga tulisan dengan kategori seputar islam !! ini bermanfaat bagi anda. Silahkan sebarluaskan postingan Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut dimudahkan Allah bagi anda, Lebih jelas infonya lansung dibawah -->


Sedikit cerita yang mungkin dapat menginspirasi setiap pembacanya, ambil sisi baiknya saja, meski sumber belum saya ketahui setidaknya kita dapat memandang apa yang perlu kita kutip pada potongan cerita ini.

للهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Minta sedekahnya den, seikhlasnya saja untuk makan den…”, lirih suara itu terdengar diantara lalulalang jama’ah Masjid Kampus yang baru saja usai menunaikan sholat Jum’at.

Dua anak kecil kembar siam bertubuh kurus kering menatapku dengan perhatian sayup, Dengan ekspresi memelas keduanya kompak menyodorkan sesuatu gelas air mineral bekas kepadaku. “Minta sedekahnya untuk makan den…”, dengan kompak mereka ulangi kata-kata sakti itu.

Atas basis kemanusiaan hatiku tergugah serta berikan mereka sebagian rupiah uang sepantasnya. meski kutahu sesungguhnya Perda setempat dengan tegas melarang masyarakat berikan uang kepada pengemis maupun kaum gelandangan jalanan. Namun hati kecilku layaknya berbisik, “Bukankah sebagai sesama makhluk Tuhan kita jelas jelas sesegera mungkin saling tolong-menolong serta menyayangi?”

Setelah kukasih sedekah sepantasnya nampak kebahagiaan terpancar dari wajah polos mereka. Dengan wajah berseri-seri sepasang anak kembar siam itu berlari menghampiri seorang nenek tua yang juga sedang mengemis di sudut tangga luar masjid. Perlahan diam-diam kubuntuti langkah mereka.

“Nenek…nenek…. dik Safira setara dik Sahira dapet uang banyak nek…”, kisah mereka kepada sang nenek renta itu.

“Alhamdulillah ya nak, jangan lupa syukur setara Gusti Allah. pasal Dia-lah yang menggerakkan hati orang-orang supaya bersedekah kepada kita”.
“Gusti Allah itu siapa nek?”, Tanya sepasang anak kembar siam itu dengan polosnya.

“Gusti Allah itu zat yang sudah menciptakan kita semua. Zat yang memanage hidup dan meninggalnya kita. diantaranya rejeki buat nenek, dik Safira juga dik Sahira. Nenek yakin suatu saat nanti kalian pasti akan mengerti…”, dengan penuh kasih sayang nenek tua itu menjelaskannya.

Diam-diam di salah satu anak tangga itu saya duduk termenung mendengarkan percakapan mereka bertiga yang nampak begitu hangat. supaya mereka tak tersinggung saya pura-pura saja memainkan Handphone jadul kesayanganku.

Baca juga

Seminggu berlalu begitu laju. Lagi-lagi saya berjumpa kembali dengan tiga pengemis itu. Begitu seterusnya, tiap hari Jum'at saya senantiasa berjumpa dengan nenek tua serta sepasang pengemis kecil itu.

Rasa penasaran terus menghantui pikiranku. “Siapa nenek tua renta yang kerap kali mengemis di Masjid Kampus itu? lantas siapa pula kedua anak kecil kembar siam yang kerap menemaninya?”, pikiranku terus melayang.

Akhirnya kuputuskan buat mengenal lebih dekat ketiga pengemis itu, kaya gimana keluarganya serta apakah sebab mengapa mereka mengemis.

Suatu hari Jumat masih di masjid yang sama Usai sholat Jumat layaknya biasa lagi-lagi saya berjumpa dengan nenek tua serta kedua anak kecil itu sedang mengemis. Momen yang tepat buat mendapati jawaban atas rasa penasaranku.
“Maaf lebih awal nek…, aku lancang menginterupsi sejenak, kalau berkenan aku ingin ngobrol-ngobrol rileks dengan nenek.

“Oh ya silahkan saja mas, jawab si nenek dengan hati bahagia”

“Bisakah nenek ceritakan kepada aku apakah sebab mengapa nenek memilih profesi sebagai pengemis?”

Lalu nenek tua itupun mencurahkan cerita hidupnya, “Dari dalam hati nenek paling dalam sesungguhnya nenek malu mengemis begini mas, tetapi ya mau gimana lagi mas, nggak adanya job lain yang dapat nenek lakuin, nenek telah lama ditinggal suami kini hanya sepasang mutiara itu yang nenek punyai”. tutur nenek tua itu mengisahkan hidupnya.

“Wow sepasang mutiara?, itu mahal sekali kan nek”, cetusku.

“Ya, sepasang mutiara itu ialah dua anak kecil kembar ini. Safira serta Sahira namanya”, tutur sang nenek bersetara dengan mengelus rambut kedua putri kecil itu.

Aku agak bingung bercampur penasaran, nenek tua itu melanjutkan kisahnya, “Jadi begini ceritanya mas, kira-kira enam tahun yang lantas nenek membantu persalinan seorang mahasiswi yang hamil di luar nikah. Ia mahasiswi perantau dari Pulau sebrang yang terjebak dalam pergaulan bebas. Lelaki yang sudah menghamilinya kabur entah kemana, pasal takut dikenal orangtuanya, ia memberi bayinya kepada nenek buat selanjutnya dirawat serta bayi itu sekarang sudah menjelma menjadi sepasang mutiara ini”, lanjut nenek menjelaskan, “Demi menjaga serta membesarkan kedua anak kembar ini nenek rela laksanakan apakah saja, diantaranya mengemis dari masjid ke masjid, dari tempat ke tempat. Nenek ikhlas, pasal nenek yakin suatu saat nanti sepasang mutiara nenek ini akan menjadikan negeri ini bersinar lebih terang”, tutur nenek mengakhiri kisahnya
Terjawab telah rasa penasaranku.

Banyak temuan yang saya petik dari cerita pengemis tua serta sepasang mutiaranya itu.
Sumber cerita belum saya ketahui, dan cerita ini saya dapatkan dari media sosial yang penggunanya sudah tidak aktif, meskipun begitu cerita ini tetap memberikan contoh yang baik bagi kita, seorang nenek tua yang rela mengemis demi mencukupi kebutuhan dua mutiaranya itu, ia tidak peduli siapa orangtua anak itu, nenek itu selalu percaya bahwa seorang anak adalah kertas putih bersih yang dimamana kita menuliskan kebaikan maka terwujudlah kebaikan itu.

Semoga potongan cerita tersebut dapat membuka hati kita untuk tidak memandang sesuatu darisatu pandangan saja, memang nenek itu terlihat jelek menjijikan tapi dibalik itu semua ada jiwa yang mulia yang tidak semua orang memilikinya.


Demikian info Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya, Semoga dengan adanya postingan ini, Anda sudah benar benar menemukan informasi yang memang sedang anda butuhkan saat ini. Bagikan informasi Kisah Seorang Nenek Pengemis Dan Dua Mutiara Kecilnya ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Previous Post Next Post