Cara Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan - Selamat datang di situs media global terbaru Xivanki, Pada halaman ini kami menyajikan informasi tentang Cara Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan !! Semoga tulisan dengan kategori
Karir !!
Tips Harian !! ini bermanfaat bagi anda. Silahkan sebarluaskan postingan Cara Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut dimudahkan Allah bagi anda, Lebih jelas infonya lansung dibawah -->
Dalam bekerja pada sebuah proyek atau kantor semisalnya, pasti nanti akan terdapat orang yang suka dan tidak suka kepada kamu, Hal ini pasti menjadi penurunan motivasi sendiri untuk semangat kerja. Berikut, Solusi Online memiliki beberapa Tips Untuk Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan .
Ganti Hinaan dengan Kebohongan
Kebohongan tidak selamanya buruk dan negatif. Ada istilah white lie yang merupakan kebohongan demi kebaikan. Kadang, kita harus berbohong agar segala sesuatunya berjalan baik. Bayangkan betapa kacaunya kalau semua orang selalu jujur (“Kamu gendutan? Kok selera fashion-mu jelek sih? Jujur ya, omonganmu itu basi semua.”), bisa-bisa akan ada perang dunia sepanjang waktu.
Kesopanan adalah kebohongan yang terpoles dengan sangat baik. Kesopanan akan membuat hubungan antar manusia berjalan dengan baik, khususnya bagimu dan musuhmu. Eric Hoffer, seorang ahli filsafat, mengatakan bahwa mencari-cari kesalahan orang yang kita benci akan makin mengobarkan kebencian. Sebaliknya, memperlakukan musuh di kantor dengan murah hati akan memadamkan kebencian kita.
Daripada benci, lebih baik memuji musuhmu—bahkan jika harus sedikit berbohong tentang pujian tersebut. Jika kamu memuji seseorang, mereka akan melihat pujian tersebut sebagai itikad baikmu. Mungkin, ia akan mulai bersikap baik dan balas memujimu. Hal ini akan mampu meredakan ketegangan di antara kalian dan mengubah hubungan kalian menjadi lebih baik serta menguntungkan.
Minta Saran dan Nasihat Padanya
Oke, mungkin ini kedengarannya gila. Untuk apa minta saran pada orang yang terus-menerus mengkritik, memperlakukanmu seperti bawahannya (padahal kalian selevel), dan sering menyalahkanmu? Bukankah lebih baik orang-orang macam ini langsung didorong ke dalam kawah gunung berapi saja?
Coba, mundur dan tenang sedikit. Selalu ada pilihan-pilihan di sekitarmu. Kamu bisa saja melabraknya, namun tindakan ini mungkin tidak terlalu efektif karena malah akan menambah ketegangan di antara kalian. Daripada melawan api dengan api, datangi dia satu lawan satu… dan minta saran kepadanya mengenai pekerjaan. Misalnya, ia bagus dalam memimpin tim, coba tanyakan kepadanya bagaimana caranya memonitor performa tim atau tips kepemimpinan yang jitu.
Mungkin awalnya ia akan kaget melihatmu berani mendatanginya dan tidak menyangka kamu akan berjiwa besar meminta nasihat profesional darinya. Langkah ini membuktikan bahwa kamu menganggap tindakan menyebalkannya sebagai motivasi, bukannya patah semangat diperlakukan seperti itu. Untuk “membalasmu”, dia akan terpaksa memberi saran dengan sportif (kecuali dia memang tidak punya perasaan dan tidak peduli kredibilitas). Dengarkan sarannya dan benar-benar lakukan yang menurutmu baik. Setelah itu, datangi dia lagi dan berterima kasih karena sarannya ampuh (kalaupun tidak seampuh itu, berbohonglah sedikit). Lakukan ini beberapa kali. Mungkin bahkan ia meminta saran balik padamu dan hubungan kalian jadi lebih baik.
Merenung
Ketimbang memikirkan cara-cara untuk membuat musuhmu yang ada di kantor menderita, bagaimana jika kamu merenung sejenak tentang si makhluk-menyebalkan-dari-kerak-neraka itu. Philo, seorang filsuf, menyarakan untuk berbaik hati pada musuhmu, karena semua orang memiliki perjuangan keras dalam hidupnya. Mungkin musuhmu pernah mengalami hal-hal sulit yang membentuk kepribadian kerasnya. Lalu, coba lihat lagi bagaimana orang-orang lain berinteraksi dengannya. Apa hanya kamu yang merasa tidak suka padanya? Apakah dia hanya menyebalkan terhadapmu? Apakah kamu di-bully?
Benjamin Franklin pernah berkata bahwa musuh harusnya disayangi, karena mereka terus-menerus mengingatkan keburukanmu. Pujian dari teman-teman bisa membutakan, maka musuh ada untuk menunjukkan kekuranganmu. Jika dilihat dengan positif, anggap saja kritikan tersebut sebagai sarana memperbaiki diri. Anggap musuh sebagai reminder gratis yang terus-menerus mengingatkanmu untuk meningkatkan performa di kantor.
Langkah terakhir, renungkan apa tujuanmu dalam berkarier. Apakah kamu ingin bebas konflik, dan senantiasa damai ATAU berjuang mencapai segala target yang ditetapkan? Apa ada tujuan yang ingin kamu capai, untuk diri sendiri dan kariermu? Jika kamu ingin mencapai sesuatu, masa bodohlah dengan semua ketegangan dan drama di tempat kerja. Konsentrasi untuk dirimu sendiri. Tetapi, sebaliknya, jika tujuanmu adalah bekerja dengan penuh cinta damai, mungkin mencari kantor baru adalah keputusan yang bijaksana—JIKA semua cara yang ditempuh gagal dan suasana tidak tertahankan lagi. The choice is all yours!
Nah itulah hal yang mungkin bisa kamu lakukan untuk meredakan sebuah permusuhan dalam lingkungan kerja, dan Alangkah baiknya jika setiap permusuhan itu bisa diredakan.
Demikian info Cara Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan, Semoga dengan adanya postingan ini, Anda sudah benar benar menemukan informasi yang memang sedang anda butuhkan saat ini. Bagikan informasi Cara Menghadapi Musuh dalam Pekerjaan ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.